Secara umum, situs web resmi kementerian/lembaga Pemerintah RI berakhiran .go.id
Situs web yang aman menggunakan HTTPS menampilkan icon()
Alamat situs web berawalan https:// merupakan salah satu bentuk pengamanan, menandakan bahwa aliran data dan komunikasi antara peramban Anda ke server situs web terenkripsi.
Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan
Direktorat Jenderal Imigrasi
Siaran Pers
Ditjen Imigrasi Siap Evaluasi Visa on Arrival Bagi Negara Asal WNA Bermasalah
JAKARTA - Direktorat Jenderal Imigrasi siap mengevaluasi pemberian Visa on Arrival (VoA) bagi negara asal Warga Negara Asing (WNA) yang kerap membuat masalah di Indonesia. Hal ini dilakukan menyusul maraknya pelanggaran norma, ketertiban umum hingga tindak pidana oleh WNA. Dalam kurun waktu Januari-Mei 2024, jajaran imigrasi di seluruh Indonesia telah mendeportasi dan menangkal 725WNA serta memproses hukum sebanyak 33 WNA. Data ini mencakup 30,5% pemberian Tindakan Administratif Keimigrasian (deportasi) di tahun 2023, yakni sebanyak 2.374 orang, 57 di antaranya kasus projustisia. Imigrasi juga telah membekuk sebanyak 20 buronan lintas negara sepanjang 2023.
“[Pemberian] Visa on Arrival kepada suatu negara bisa kita evaluasi. Kita amati trennya apakah dampaknya baik bagi Indonesia atau justru lebih banyak mudharat-nya. Karena pada prinsipnya hanya WNA yang memberikan manfaat bagi negara yang dapat diberikan izin utuk masuk dan tinggal di Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Imigrasi Silmy Karim, Kamis (06/06/2024).
Pada tahun 2023, lima negara dengan wisatawan paling banyak ke Indonesia antara lain Malaysia (1,9 juta orang), Australia (1,43 juta orang), Singapura (1,41 juta orang), Republik Rakyat Tiongkok (787.000 orang) dan Timor Leste (728.000 orang). Pada tahun 2024, hingga tanggal 6 Juni tercatat sebanyak 4.882.841 WNA melintas masuk ke Indonesia. Adapun negara-negara penyumbang wisatawan mancanegara terbanyak hingga April 2024 masih sama, yakni Malaysia (704.183 orang), Australia (481.614 orang), Singapura (402.814 orang), Republik Rakyat Tiongkok (372.332 orang) dan Timor Leste (223.240 orang).
Sementara itu, Statistik Pengeluaran Wisatawan Mancanegara 2023 yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS) tanggal 15 Mei 2024 menunjukkan, pada periode tahun 2023 wisatawan dari negara-negara Eropa menduduki peringkat teratas dalam hal berbelanja selama berkunjung di Indonesia. Austria, Swiss, dan Inggris muncul sebagai pembelanja paling royal, dengan pengeluaran berkisar antara $3.394,13 hingga $4.274,22 (atau sekitar Rp55 juta hingga Rp70 juta) per kunjungan.
“Saat ini ada 97 negara yang warganya dapat menggunakan fasilitas Visa on Arrival. Salah satu pertimbangan dalam menentukan negara-negara tersebut adalah spending power warganya saat berwisata ke Indonesia,” tuturnya.
Silmy menjelaskan, meskipun kemudahan dan kenyamanan Visa on Arrival berkontribusi besar terhadap pendapatan negara (Rp 2,9 Triliun di tahun 2023), pelayanan keimigrasian harus tetap seimbang dengan fungsi keamanan.
“Kita harus sigap dan waspada. Jangan sampai kebijakan yang seharusnya mendatangkan manfaat untuk Indonesia malah kontraproduktif bagi negara,” ujar Silmy.
Di sisi lain, negara-negara di dunia juga mengalami dinamika geopolitik, termasuk beberapa negara penerima visa on arrival. “Hal tersebut dapat berdampak secara tidak langsung bagi keamanan di Indonesia, maka itu evaluasi pemberian VoA diperlukan,” tutup Silmy.